Medical Student

Minggu, 08 Mei 2016

" Mengenal Obesitas "



OBESITAS

  PANDANGAN UMUM

Obesitas adalah suatu kelainan dari sistem pengaturan berat badan yang  ditandai oleh suatu akumulasi dari lemak tubuh yang berlebihan. Gaya hidup yang tidak banyak beraktivitas fisik dan makanan lezat yang tidak mahal, berjumlah banyak dan variasi yang luas dalam masyarakat industri telah secara pasti berkontribusi pada suatu epidemi obesitas.
Ketika adipositas meningkat, demikian juga resiko dari perkembangan penyakit terkait, seperti diabetes tipe 2 (T2D), penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, dan artritis. Yang terutama membahayakan adalah lonjakan hebat dari obesitas pada anak-anak dan orang usia muda, yang telah menunjukkan suatu peningkatan tiga kali lipat dalam kejadian selama dua decade terakhir. [ catatan :  kira-kira 17% dari mereka yang berusia 2-19 tahun adalah obes].

 

 

I.                    PANDANGAN UMUM
Obesitas adalah suatu kelainan dari sistem pengaturan berat badan yang  ditandai oleh suatu akumulasi dari lemak tubuh yang berlebihan. Gaya hidup yang tidak banyak beraktivitas fisik dan makanan lezat yang tidak mahal, berjumlah banyak dan variasi yang luas dalam masyarakat industri telah secara pasti berkontribusi pada suatu epidemi obesitas.
Ketika adipositas meningkat, demikian juga resiko dari perkembangan penyakit terkait, seperti diabetes tipe 2 (T2D), penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, dan artritis. Yang terutama membahayakan adalah lonjakan hebat dari obesitas pada anak-anak dan orang usia muda, yang telah menunjukkan suatu peningkatan tiga kali lipat dalam kejadian selama dua decade terakhir. [ catatan :  kira-kira 17% dari mereka yang berusia 2-19 tahun adalah obes].
II.                  PENILAIAN DARI OBESITAS
Karena jumlah lemak tubuh sulit untuk diukur secara langung, biasanya ia ditetapkan dari suatu pengukuran tidak langsung. Indeks massa tubuh (BMI, body mass index),yang telah menunjukkan hubungan dengan julah lemak tubuh pada sebagian besar individu.[catatan: pengecualian adalah atlit yang mempunyai sejumlah besar massa otot dengan sedikit/ tanpa lemak]. Mengukur ukuran pinggang dengan suatu tali pengukur juga digunakan dalam melakukan skrinning untuk obesitas, karena pengukuran ini menyatakan jumlah lemak dalam daerah perut sentral dari tubuh. Keberadaan lemak sentral yang berlebihan berhubungan dengan peningkatan resiko untuk morbiditas dan mortalitas, tidak tergantung dari BMI.[ catatan : suatu ukuran pinggan 40 inci pada pria dan 35 inci pada wanita dianggap suatu factor risiko].
A.      Indeks massa tubuh / body mass index (  BMI )
BMI ( berat dalam kg)/( tinggi dalam meter)2 memberi suatu ukuran relative dari berat, yang disesuaikan untuk tinggi. Ini memungkinkan perbandingan kedua di dalam dan diantara populasi. Rentang sehat untuk BMI adalah antara 18,5 dan 24,9. Aturan ini berlaku sama pada pria maupun wanita. Orang dengan BMI antara 25 dan 29,9 dianggap berat berlebihan, mereka dengan BMI sama dengan atau lebih besar dari 30 diartikan sebagai obsess dan BMI lebih dari 40 dianggap obsess yang ekstrem. Setiap orang kelebihan berat yang lebih dari 100 pound ( 45 kg) dianggap obses parah ( morbiditas ).
B.      Perbedaan anatomi dalam penyimpanan lemak
Suatu rasio pinggang terhadap panggul lebih dari 0,8 untuk wanita dan lebih dari 1,0 untuk pria diartikan sebagai android “ bentuk  apel “, atau obesitas tubuh bagian atas, dan terkait dengan penyimpanan lemak lebih kedada. Berbeda sekali, rasio pinggang/pinggul kurang dari 0,8 untuk wanita dan kurang dari 1,0 untuk pria. Bentuk pear, lebih lazim terdapat pada wanita, menyatakan suatu risiko yang jauh lebih rendah dari penyakit metabolik dan beberapa kajian menunjukkan bahwa ini sebenarnya bersifat protektif. Maka, ahli klinik dapat menggunakan petunjuk dari bentuk tubuh untuk mengidentifikasi mereka yang mungkin terdapat pada risiko lebih tinggi untuk penyakit metabolik yang berhubungan dengan obesitas.
C.      Perbedaan biokimia dalam simpanan lemak regional
1.       Fungsi endokrin : jaringan adiposa putih, yang pernah diperkirakan merupakan teempat simpanan pasif dari TAG [ triagliserol ], sekarang dikenal memainkan peran aktif dalam system regulasi berat badan. Misalnya, adiposit adalah suatu sel endokrin yang mensekresi sejumlah regulator protein, seperti hormone leptin dan adiponketin. Leptin mengatur napsu makan demikian juga metanolisme. Adiponektin menurunkan kadar FFA dalam darah dan dikaitkan dengan profil lemak yang membaik, peningkatan sensitivitas insulin ,engakibatkan control glikemik yang lebih baik dan mengurangi peradangan pada pasien diabetes.
2.       Kepentingan sirkulasi porta :  dengan obesitas, terdapat peningkatan perlepasan FFA dan sekresi dari sitokin proinflamasi, seperti interleukin 6 ( IL-6) dari jaringan adiposa. Satu alas an bahwa simpanan adipose visceral dan perut dapat mempunyai pengaruh sedemikian besar pada disfungsi metabolik dalam obesitas adalah bahwa FFA dan sitokin yang dilepaskan dari simpanan ini memasuki vena porta dank arena itu mempunyai akses langsung ke hati. Dalam hati, mereka dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan sintesis TAG di hati, yang dilepaskan sebagai komponen dari partikel  ‘very-low-density-lipoprotein’ dan berkontribusi pada hipertriasilgliserolemia yang terkait obesitas. Berbeda sekali, FFA dari simpanan adipose subkutan tubuh bagian bawah memasuki sirkulasi umum, dimana mereka dioksidasi dalam otot dank arena itu ketika sampai di hati dengan konsentrasi yang lebih rendah.
D.      Ukuran dan jumlah dari sel lemak
orang obes dapat mempunyai sel lemak sampai lima kali jumlah normal. Jika kelebihan kalori tidak dapat diletakkan didalam jaringan adipose, asam lemak yang berlebihan akan “ tumpah “ ke dalam jaringan lain, seperti otot dan hati. Jumlah dari yang disebut “ lemak ektopik “ ini berkaitan kuat dengan resistensi insulin. Dengan penurunan berat pada seorang obes, ukuran sel lemak berkurang, tetapi jumlah dari sel lemak biasanya tidak diperngaruhi. Maka, suatu lemak tubuh normal dicapai melalui penurunan ukuran dari sel lemak dibawah normal. Sel lemak kecil sangat efisien pada penumpukan kembali lemak dan ini dapat mendorong napsu makan dan sehingga terjadi penambahan berat badan kembali .

III.                REGULASI BERAT BADAN
Setiap orang mempunyai “ set point “ untuk berat badan yang ditetapkan sebelumnya secara biologik. Tubuh berusaha untuk menambah pada simpanan adipose dari simpanan bila berat badan lebih tinggi dari pada set point, maka tubuh akan mempertahankan set point.  Misalnya, dengan penurunan berat, napsu makan akan meningkat dan penggunaan energy turun, sedangkan dengan makan berlebihan, napsu makan akan turun dan penggunaan energi dapat naik sedikit. Namun, suatu model set point yang ketat menerangkan mengapa beberapa orang berhasil untuk mengembalikan berat awal setelah suatu periode dari makan berlebihan ataupun epidemi obesitas baru baru ini.
A.      Kontribusi genetik pada obesitas
1.       Asal biologik : kembar identik mempunyai BMI yang sangat mirip, apakah tinggal bersama atau terpisah dan BMI mereka lebih mirip dari pada kembar yang tidak identik, kembar dizigot.
2.       Mutasi : mutasi gen tunggal jarang dapat menyebabkan obesitas pada manusia. Misalnya, mutasi dalam gen untuk hormone leptin adiposity atau reseptornya menghasilkan hiperfagia ( peningkatan napsu makan dan konsumsi makanan) dan obesitas masif. Menurunkan nilai penting dari sistim leptin dalam mengatur berat badan manusia.
B.      Kontribusi lingkungan dan perilaku
Faktor lingkungan seperti makanan-padat kalori siap saji yang cukup enak, memainkan peran dalam peningkatan obes. Gaya hidup yang kurang beraktivitas dengan menonton tv , mobil , penggunaan computer dan peralatan menghemat dalam aktivitas fisik memiliki kecenderungan ke obes.

IV.                MOLEKUL YANG MEMPENGARUHI OBESITAS
A.      Sinyal jangka-panjang
1.       Leptin :  suatu hormone peptide adiposity yang disekresi dalam perbandingan terhadap ukuran dari simpanan lemak. Ketika kita mengonsumsi kalori sedikit yang kurang dari yang kita butuhkan, lemak tubuh menurun dan produksi leptin dari sel lemak menurun.
Meskipun suatu porsi makan atau makan berlebihan meningkatkan leptin dan ini dalam teori, seharusnya juga menekan napsu makan dan mencegah konsumsi kalori yang berlebihan, hal ini yang menstimulasi napsu makan tampaknya dapat melampaui system leptin pada banyak orang .
2.       Insulin : orang obes juga hiperinsulinemik. Seperti leptin, insulin bekerja pada neuron hipotalamus untuk menekan napsu makan.
B.      Sinyal jangka-pendek
Sinyal jangka pendek dari saluran gastrointestinal mengontrol rasa lapar dan kenyang. Yang mempengaruhi ukuran dan jumlah porsi makan selama suatu jangka waktu menit sampai jam. Ketika makanan dikonsumsi, hormone usus termasuk antara lain kolesistokinin ( CCK ) dan peptide YY, menginduksi rasa kenyang, dengan demikian menghentikan makan, melalui kerja pada pengosongan lambung dan sinyal saraf ke hipotalamus.

Sinyal jangka-panjang dan jangka-pendek berinteraksi, sejauh seperti leptin yang dapat mempengaruhi sensitivitas neuron hipotalamus terhadap sinyal jangka-pendek seperti CCK. Dengan demikian, banyak lengkung regulator kompleks yang mengontrol ukuran dan jumlah porsi makan dalam hubungan terhadap status simpanan lemak tubuh.

V.                  OBESITAS DAN KESEHATAN
Obesitas berhubungan dengan suatu peningkatan risiko kematian dan merupakan factor risiko untuk sejumlah kondisi kronik, termasuk T2D, dislipidemia, hipertensi, penyakit jantung, beberapa kanker, batu empedu, arthritis, gout, kelainan dasar pelvis, penyakit perlemakan hati bukan alkoholik dan apnea waktu tidur. Hubungan antara obesitas dan morbiditas terkait adalah lebih kuat di antara orang-orang yang lebih muda dari usia 55 tahun. Setelah usia 74 tahun, tidak ada lagi hubungan antara peningkatan BMI dan mortalitas. Penurunan berat pada orang obes menyebabkan pada penurunan tekanan darah, TAG serum dan kadar glukosa darah “ high density lipoprotein”.

VI.                PENURUNAN BERAT
A.      Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat meningkatkan kebugaran kardiopulmonal dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, tidak tergantung dari penurunan berat. Orang yang menggabungkan pembatasan kalori dan latihan fisik dengan terapi perilaku dapat diharapkan untuk menurunkan sekitar 5%-10% dari berat badan awal selama suatu periode 4-6 bulan.
B.      Pembatasan kalori
Pembatasan kalori tidak efektif pada jangka-pangjang untuk banyak orang. Manfaat kesehatan dari penurunan berat yang walaupun relatif kecil karena itu harus ditekankan pada pasien.
C.      Terapi farmakologik
1.       Orlistat ( menurunkan absorpsi lemak makanan )
2.       Lorcaserin ( meningkatkan rasa kenyang )
3.       Kombinasi phentamin  ( jangka-pendek )  dan topiramate yang extended release ( menekan kejang ).
D.      Terapi melalui pembedahan
penurunan berat pada orang obes berat. Melalui mekanisme yang masih kurang dipahami, operasi ini sangat baik dalam mengendalikan gula darah yang sulit pada morbiditas dari orang diabetes yang obes.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.

Archives

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

featured Slider

Recent Posts

Unordered List

Theme Support