Virus Human Immunodeficiency
(HIV)
Pendahuluan
Sistem imun merupakan salah satu sistem di dalam tubuh manusia yang cukup
kompleks dan menyangkut banyak sistem ogan lain seperti sistem transportasi dan
sistem saraf. Saat membicarakan gangguan atau penyakit terhadap sistem imun,
pikiran kita biasanya tertuju pada sebuah virus yang menyebabkan rusaknya
sistem imun dan sampai sekarang belum ditemukan obatnya.
Para peneliti telah banyak melakukan percobaan dengan berbagai metode untuk
bisa menemukan terapi yang bisa dilakukan terhadap subjek yang terkena infeksi
virus HIV. Pada kesempatan ini akan dilakukan pemodelan sederhana bagaimana
sebuah virus HIV bisa menginfeksi sel tubuh manusia terutama di bagian sel T
dan bagaimana dinamika dari sebuah virus HIV sehingga bisa bertahan dalam
jangka waktu tahunan di dalam sistem imun tubuh manusia.
Pemodelan ini dilakukan untuk memahami mekanisme sistem imun dan dinamika
gerak dari virus HIV sehingga pada kesempatan mendatang dapat dilakukan
penelitian berlanjut mengenai pengobatan atau penanggulangan terhadap objek
yang terinfeksi virus HIV.
Sistem Imun
Sistem Imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap
infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus,
bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan
terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas,
dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.[2]
Karakteristik Virus HIV
Virus ( bahasa latin yang artinya toxin atau racun) adalah suatu partikel
sub-mikroskopik (ukurannya berkisar antara 15-600 nm) yang dapat menginfeksi
sel dari suatu organisme biologis. Mengandung inti dari DNA / RNA.[3]
HIV adalah akronim dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini adalah jenis
virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. HIV menempel dan merusak
sel – sel darah putih tertentu (sel T dan CD-4). Sel T dan sel CD-4 sangat
penting dalam sistem kekebalan tubuh. HIV dapat tetap hidup dalam tubuh selama
bertahun tahun dan pada akhirnya HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga
tubuh tidak mampu lagi melawan infeksi yang ditimbulkan oleh virus lainnya.
Selama ini pengobatan dilakukan hanya untuk memperlambat atau menghentikan
proses tersbut namun belum bisa menyembuhkan penderita yang terkena virus HIV
tersebut.
Virus HIV memiliki dua jenis. Jenis pertama adalah HIV-1, yang merupakan
penyebab utaman AIDS di seluruh dunia. AIDS adalah singkatan dari Acquired
Immunodeficiency Syindrome. AIDS membuat sistem kekebalan tubuh terlalu lemah
untuk melawan infeksi. Jenis kedua adalah HIV-2, yang kebanyakan ditemukan di
daerah Afrika Barat. HIV hidup di dalam darah dan cairan tubuh lainnya serta
sekresi seperti air manu, cairan vagina dan air susu ibu.
Sebuah paritkel HIV memiliki ukuran diameter sekitar 10-9 meter. Seperti
kebanyakan baktero, partikel HIV ukurannya terlalu kecil bial dilihat dnegan
mikroskop biasa. Tetapi dapat dilihat dengan jelas menggunakan mikroskop
elektron
Proses infeksi sebuah virus HIV terhadap sel-T manusia
Mekanisme utama infeksi HIV dimulai setelah virus masuk ke dalam tubuh
pejamu. Setelah masuk ke dalam tubuh pejamu, HIV terutama akan menginfeksi CD4
limfosit, juga menginfeksi makrofag, sel dendritik, serta sel mikroglia.
Selubung protein yaitu gp120 memanfaatkan antigen CD4 sebagai reseptor untuk
perlekatan awal. Kemudian terjadi perubahan bentuk dimana gp120 membutuhkan
koreseptor (biasanya ko-reseptor chemokine CCR5), sehingga memungkinkan
selubung protein kedua yaitu gp41 untuk berinteraksi dengan membran sel pejamu
dan memungkinkan HIV masuk ke dalam sel
RNA dari HIV kemudian akan membentuk DNA serat ganda oleh enzim reverse
transcriptase. Setelah DNA virus yang dibentuk masuk ke dalam inti sel pejamu
dan berintegrasi dengan DNA dari sel pejamu akan ikut mengalami replikasi pada
setiap terjadi proliferasi sel. Setiap hasil replikasi DNA ini selanjutnya akan
menghasilkan virus baru. Kemudian virus baru ini akan berkembang di dalam
membran sel
Setelah HIV masuk ke dalam tubuh, rangkaian terjadinya penyakit AIDS
dimulai. Tahap-tahap terjadinya penyakit AIDS meliputi infeksi primer,
penyebaran virus ke organ limfoid, masa laten, penyakit klinis dan kematian.
Waktu antara infeksi primer berkembang menjadi penyakit klinis sekitar 10 tahun.
Diperkirakan sekitar 10 milyar partikel HIV dihasilkan dan dihancurkan setiap
harinya. Akhirnya penderita akan menderita gejala-gejala konstitusional dan
penyakit klinis yang nyata seperti infeksi opportunistik atau kanker.[4]