OBESITAS
PANDANGAN UMUM
Obesitas adalah
suatu kelainan dari sistem pengaturan berat badan yang ditandai oleh suatu akumulasi dari lemak
tubuh yang berlebihan. Gaya hidup yang tidak banyak beraktivitas fisik dan
makanan lezat yang tidak mahal, berjumlah banyak dan variasi yang luas dalam
masyarakat industri telah secara pasti berkontribusi pada suatu epidemi
obesitas.
Ketika adipositas
meningkat, demikian juga resiko dari perkembangan penyakit terkait, seperti
diabetes tipe 2 (T2D), penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, dan
artritis. Yang terutama membahayakan adalah lonjakan hebat dari obesitas pada
anak-anak dan orang usia muda, yang telah menunjukkan suatu peningkatan tiga
kali lipat dalam kejadian selama dua decade terakhir. [ catatan : kira-kira 17% dari
mereka yang berusia 2-19 tahun adalah obes].
I.
PANDANGAN UMUM
Obesitas adalah
suatu kelainan dari sistem pengaturan berat badan yang ditandai oleh suatu akumulasi dari lemak
tubuh yang berlebihan. Gaya hidup yang tidak banyak beraktivitas fisik dan
makanan lezat yang tidak mahal, berjumlah banyak dan variasi yang luas dalam
masyarakat industri telah secara pasti berkontribusi pada suatu epidemi
obesitas.
Ketika adipositas
meningkat, demikian juga resiko dari perkembangan penyakit terkait, seperti
diabetes tipe 2 (T2D), penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, dan
artritis. Yang terutama membahayakan adalah lonjakan hebat dari obesitas pada
anak-anak dan orang usia muda, yang telah menunjukkan suatu peningkatan tiga
kali lipat dalam kejadian selama dua decade terakhir. [ catatan : kira-kira 17% dari
mereka yang berusia 2-19 tahun adalah obes].
II.
PENILAIAN DARI OBESITAS
Karena jumlah lemak
tubuh sulit untuk diukur secara langung, biasanya ia ditetapkan dari suatu
pengukuran tidak langsung. Indeks massa tubuh (BMI, body mass
index),yang telah menunjukkan hubungan dengan julah
lemak tubuh pada sebagian besar individu.[catatan:
pengecualian adalah atlit yang mempunyai sejumlah besar massa otot dengan
sedikit/ tanpa lemak]. Mengukur ukuran pinggang dengan suatu tali pengukur juga
digunakan dalam melakukan skrinning untuk obesitas, karena pengukuran ini
menyatakan jumlah lemak dalam daerah perut sentral dari tubuh. Keberadaan lemak
sentral yang berlebihan berhubungan dengan peningkatan resiko untuk morbiditas
dan mortalitas, tidak tergantung dari BMI.[ catatan
: suatu ukuran pinggan ≥ 40 inci pada pria dan ≥
35 inci pada wanita dianggap suatu factor risiko].
A.
Indeks massa
tubuh / body mass index ( BMI )
BMI ( berat dalam
kg)/( tinggi dalam meter)2 memberi suatu ukuran relative dari berat,
yang disesuaikan untuk tinggi. Ini memungkinkan perbandingan kedua di dalam dan
diantara populasi. Rentang sehat untuk BMI adalah antara 18,5 dan 24,9. Aturan
ini berlaku sama pada pria maupun wanita. Orang dengan BMI antara 25 dan 29,9 dianggap berat
berlebihan, mereka dengan BMI sama dengan atau lebih besar dari 30 diartikan
sebagai obsess dan BMI lebih dari 40 dianggap obsess yang ekstrem. Setiap orang
kelebihan berat yang lebih dari 100 pound ( 45 kg) dianggap obses parah (
morbiditas ).
B.
Perbedaan
anatomi dalam penyimpanan lemak
Suatu rasio
pinggang terhadap panggul lebih dari 0,8 untuk wanita dan lebih dari 1,0 untuk pria diartikan sebagai android “
bentuk apel “, atau obesitas tubuh
bagian atas, dan terkait dengan penyimpanan lemak lebih kedada. Berbeda sekali,
rasio pinggang/pinggul kurang dari 0,8 untuk wanita dan kurang dari 1,0 untuk pria. Bentuk pear, lebih lazim
terdapat pada wanita, menyatakan suatu risiko yang jauh lebih rendah dari
penyakit metabolik dan beberapa kajian menunjukkan bahwa ini sebenarnya
bersifat protektif. Maka, ahli klinik dapat menggunakan petunjuk dari bentuk
tubuh untuk mengidentifikasi mereka yang mungkin terdapat pada risiko lebih
tinggi untuk penyakit metabolik yang berhubungan dengan obesitas.
C.
Perbedaan
biokimia dalam simpanan lemak regional
1.
Fungsi endokrin :
jaringan adiposa putih, yang pernah diperkirakan merupakan teempat simpanan
pasif dari TAG [
triagliserol ], sekarang dikenal memainkan peran aktif dalam system
regulasi berat badan. Misalnya, adiposit adalah suatu sel endokrin yang
mensekresi sejumlah regulator protein, seperti hormone leptin dan adiponketin.
Leptin mengatur napsu makan demikian juga metanolisme. Adiponektin menurunkan
kadar FFA dalam darah dan dikaitkan dengan profil lemak yang membaik,
peningkatan sensitivitas insulin ,engakibatkan control glikemik yang lebih baik
dan mengurangi peradangan pada pasien diabetes.
2.
Kepentingan sirkulasi porta : dengan obesitas, terdapat peningkatan
perlepasan FFA dan sekresi dari sitokin proinflamasi, seperti interleukin 6 (
IL-6) dari jaringan adiposa. Satu alas an bahwa simpanan adipose visceral dan
perut dapat mempunyai pengaruh sedemikian besar pada disfungsi metabolik dalam
obesitas adalah bahwa FFA dan sitokin yang dilepaskan dari simpanan ini
memasuki vena porta dank arena itu mempunyai akses langsung ke hati. Dalam
hati, mereka dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan sintesis TAG
di hati, yang dilepaskan sebagai komponen dari partikel ‘very-low-density-lipoprotein’ dan berkontribusi pada
hipertriasilgliserolemia yang terkait obesitas. Berbeda sekali, FFA dari
simpanan adipose subkutan tubuh bagian bawah memasuki sirkulasi umum, dimana
mereka dioksidasi dalam otot dank arena itu ketika sampai di hati dengan
konsentrasi yang lebih rendah.
D.
Ukuran dan
jumlah dari sel lemak
orang obes dapat
mempunyai sel lemak sampai lima kali jumlah normal. Jika kelebihan kalori tidak
dapat diletakkan didalam jaringan adipose, asam lemak yang berlebihan akan “
tumpah “ ke dalam jaringan lain, seperti otot dan hati. Jumlah dari yang
disebut “ lemak ektopik “
ini berkaitan kuat dengan resistensi insulin. Dengan penurunan berat pada
seorang obes, ukuran sel lemak berkurang, tetapi jumlah dari sel lemak biasanya
tidak diperngaruhi. Maka, suatu lemak tubuh normal dicapai melalui penurunan
ukuran dari sel lemak dibawah normal. Sel lemak kecil sangat efisien pada
penumpukan kembali lemak dan ini dapat mendorong napsu makan dan sehingga
terjadi penambahan berat badan kembali .
III.
REGULASI BERAT BADAN
Setiap orang
mempunyai “ set point “ untuk berat badan yang ditetapkan sebelumnya secara
biologik. Tubuh berusaha untuk menambah pada simpanan adipose dari simpanan
bila berat badan lebih tinggi dari pada set point, maka tubuh akan
mempertahankan set point. Misalnya,
dengan penurunan berat, napsu makan akan meningkat dan penggunaan energy turun,
sedangkan dengan makan berlebihan, napsu makan akan turun dan penggunaan energi
dapat naik sedikit. Namun, suatu model set point yang ketat menerangkan mengapa
beberapa orang berhasil untuk mengembalikan berat awal setelah suatu periode
dari makan berlebihan ataupun epidemi obesitas baru baru ini.
A.
Kontribusi
genetik pada obesitas
1.
Asal biologik :
kembar identik mempunyai BMI yang sangat mirip, apakah tinggal bersama
atau terpisah dan BMI mereka lebih mirip dari pada kembar yang tidak identik,
kembar dizigot.
2.
Mutasi :
mutasi gen tunggal jarang dapat menyebabkan obesitas pada manusia. Misalnya,
mutasi dalam gen untuk hormone leptin adiposity atau reseptornya menghasilkan
hiperfagia ( peningkatan napsu makan dan konsumsi makanan) dan obesitas masif.
Menurunkan nilai penting dari sistim leptin dalam mengatur berat badan manusia.
B.
Kontribusi
lingkungan dan perilaku
Faktor lingkungan seperti
makanan-padat kalori siap saji yang cukup enak, memainkan peran dalam
peningkatan obes. Gaya hidup yang kurang beraktivitas dengan menonton tv ,
mobil , penggunaan computer dan peralatan menghemat dalam aktivitas fisik
memiliki kecenderungan ke obes.
IV.
MOLEKUL YANG MEMPENGARUHI OBESITAS
A.
Sinyal
jangka-panjang
1.
Leptin : suatu hormone peptide adiposity yang disekresi
dalam perbandingan terhadap ukuran dari simpanan lemak. Ketika kita mengonsumsi
kalori sedikit yang kurang dari yang kita butuhkan, lemak tubuh menurun dan
produksi leptin dari sel lemak menurun.
Meskipun suatu porsi makan atau makan
berlebihan meningkatkan leptin dan ini dalam teori, seharusnya juga menekan
napsu makan dan mencegah konsumsi kalori yang berlebihan, hal ini yang
menstimulasi napsu makan tampaknya dapat melampaui system leptin pada banyak orang
.
2.
Insulin : orang obes
juga hiperinsulinemik. Seperti leptin, insulin bekerja pada neuron hipotalamus
untuk menekan napsu makan.
B. Sinyal jangka-pendek
Sinyal jangka pendek dari saluran
gastrointestinal mengontrol rasa lapar dan kenyang. Yang mempengaruhi ukuran
dan jumlah porsi makan selama suatu jangka waktu menit sampai jam. Ketika
makanan dikonsumsi, hormone usus termasuk antara lain kolesistokinin ( CCK )
dan peptide YY, menginduksi rasa kenyang, dengan demikian menghentikan makan,
melalui kerja pada pengosongan lambung dan sinyal saraf ke hipotalamus.
Sinyal jangka-panjang dan
jangka-pendek berinteraksi, sejauh seperti leptin yang dapat mempengaruhi
sensitivitas neuron hipotalamus terhadap sinyal jangka-pendek seperti CCK.
Dengan demikian, banyak lengkung regulator kompleks yang mengontrol ukuran dan
jumlah porsi makan dalam hubungan terhadap status simpanan lemak tubuh.
V.
OBESITAS DAN KESEHATAN
Obesitas berhubungan dengan suatu
peningkatan risiko kematian dan merupakan factor risiko untuk sejumlah kondisi
kronik, termasuk T2D, dislipidemia, hipertensi, penyakit jantung, beberapa
kanker, batu empedu, arthritis, gout, kelainan dasar pelvis, penyakit
perlemakan hati bukan alkoholik dan apnea waktu tidur. Hubungan antara obesitas
dan morbiditas terkait adalah lebih kuat di antara orang-orang yang lebih muda
dari usia 55 tahun. Setelah usia 74 tahun, tidak ada lagi hubungan antara
peningkatan BMI dan mortalitas. Penurunan berat pada orang obes menyebabkan
pada penurunan tekanan darah, TAG serum dan kadar glukosa darah “ high density lipoprotein”.
VI.
PENURUNAN BERAT
A.
Aktivitas fisik
Aktivitas fisik
dapat meningkatkan kebugaran kardiopulmonal dan mengurangi risiko penyakit
kardiovaskular, tidak tergantung dari penurunan berat. Orang yang menggabungkan
pembatasan kalori dan latihan fisik dengan terapi perilaku dapat diharapkan
untuk menurunkan sekitar 5%-10% dari berat badan awal selama suatu periode 4-6
bulan.
B.
Pembatasan
kalori
Pembatasan kalori
tidak efektif pada jangka-pangjang untuk banyak orang. Manfaat kesehatan dari
penurunan berat yang walaupun relatif kecil karena itu harus ditekankan pada
pasien.
C.
Terapi
farmakologik
1. Orlistat ( menurunkan absorpsi lemak
makanan )
2.
Lorcaserin (
meningkatkan rasa kenyang )
3.
Kombinasi
phentamin (
jangka-pendek ) dan topiramate yang extended release (
menekan kejang ).
D.
Terapi melalui
pembedahan
penurunan berat pada orang obes
berat. Melalui mekanisme yang masih kurang dipahami, operasi ini sangat baik
dalam mengendalikan gula darah yang sulit pada morbiditas dari orang diabetes
yang obes.
0 komentar:
Posting Komentar