Kamis, 11 Agustus 2016
Kamis, 21 Juli 2016
NERVUS TRIGEMINUS
NERVUS TRIGEMINUS
saraf ini merupakan saraf sensoris kepala yang utama, disertai serabut motoris untuk otot mastikasi, meninggalkan pons dibagian anterior. selanjutnya serabut saraf ini mencapai ujung dari pars petrosa ossis temporalis, membentuk ganglion trigeminale ( semilunare gasseri ) . nervus ini mempunyai komponen motoris yang kecil, segera setelah mengalami synaps di ganglion trigeminale, serabutnya terpecah menjadi 3 syarat, yaitu :
1. nervus opthalmicus
2. nervus maxillaris
3. nervus mandibularis
saraf ini merupakan saraf sensoris kepala yang utama, disertai serabut motoris untuk otot mastikasi, meninggalkan pons dibagian anterior. selanjutnya serabut saraf ini mencapai ujung dari pars petrosa ossis temporalis, membentuk ganglion trigeminale ( semilunare gasseri ) . nervus ini mempunyai komponen motoris yang kecil, segera setelah mengalami synaps di ganglion trigeminale, serabutnya terpecah menjadi 3 syarat, yaitu :
1. nervus opthalmicus
2. nervus maxillaris
3. nervus mandibularis
NERVUS TROCHLEARIS
NERVUS TROCHLEARIS
saraf ini juga mempunyai nucleus motoris di mesenchephalon dan merupakan satu-satunya saraf otak yang meninggalkan batang otak ( mesenchephalon ) dari bagian posterior.serabutnya menyilang garis tengah sebelum meninggalkan jaringan mesenchephalon. saraf ini berada di sinus cavernosus bersama nervus oculomotorius lalu menembus fissura orbitalis superior mencapai cavum orbita untuk mempersyarafi musculus obliquus superior.
saraf ini juga mempunyai nucleus motoris di mesenchephalon dan merupakan satu-satunya saraf otak yang meninggalkan batang otak ( mesenchephalon ) dari bagian posterior.serabutnya menyilang garis tengah sebelum meninggalkan jaringan mesenchephalon. saraf ini berada di sinus cavernosus bersama nervus oculomotorius lalu menembus fissura orbitalis superior mencapai cavum orbita untuk mempersyarafi musculus obliquus superior.
NERVUS OCULOMOTORIUS
NERVUS OCULOMOTORIUS
saraf ini merupakan saraf penggerak utama bola mata dan mempunyai nucleus di mesenchephalon . oleh saraf ini diatur kontraksi sebagian besar otot penggerak bola mata serta reflex pupil dan akomodasi . serabutnya keluar pada perbatasan mesenchephalon dengan pons pada fossa interpeduncularis di anterior, lalu menuju bagian lateral sella turcica di dalam sinus cavernosus. dari sana serabut saraf ini menuju cavum orbita melalui fissura orbitalis superior.
saraf ini merupakan saraf penggerak utama bola mata dan mempunyai nucleus di mesenchephalon . oleh saraf ini diatur kontraksi sebagian besar otot penggerak bola mata serta reflex pupil dan akomodasi . serabutnya keluar pada perbatasan mesenchephalon dengan pons pada fossa interpeduncularis di anterior, lalu menuju bagian lateral sella turcica di dalam sinus cavernosus. dari sana serabut saraf ini menuju cavum orbita melalui fissura orbitalis superior.
NERVUS OLFACTORIUS
NERVUS OLFACTORIUS
atau fila olfactoria merupakan saraf otak paling pendek yang berperan dalam menerima sensasi penciuman. saraf ini berpangkal pada bagian atas cavitas nasi, menembus lamina cribosa dan berkahir pada bulbus olfactorius .
atau fila olfactoria merupakan saraf otak paling pendek yang berperan dalam menerima sensasi penciuman. saraf ini berpangkal pada bagian atas cavitas nasi, menembus lamina cribosa dan berkahir pada bulbus olfactorius .
NERVUS SYSTEM ( nervus vagus )
SARAF CRANIAL ( SARAF OTAK )
terdiri dari 12 pasang yang berguna untuk menpersyarafi struktur di regio caput serta cavum kecuali nervus vagus.
I. NERVUS OPTICUS
berpangkal pada retina, keluar dari bulbus oculli melalui discus nervi optici lalu mencapai canalis opticus. setelah melewati lubang ini serabut dari mata kiri dan mata kanan bergabung menyilang garis tengah sebagai chiasma opticus . serabut yang berasal dari bola mata bagian medial akan menyilang menuju sisi kontralateral . sedangkan serabut yang berasal dari retina dibagian lateral bola mata akan tetap berada pada sisi yang sama.
serabut dari bola mata kanan bagian medial dan serabut dari b0ola mata kiri bagian lateral dan sebaliknya. akan bergabung setelah melewati chiasma opticus ini. serabut-serabut itu terdapat pada lanjutan dari chiasma opticus yang bernama tractus opticus kiri,
terdiri dari 12 pasang yang berguna untuk menpersyarafi struktur di regio caput serta cavum kecuali nervus vagus.
I. NERVUS OPTICUS
berpangkal pada retina, keluar dari bulbus oculli melalui discus nervi optici lalu mencapai canalis opticus. setelah melewati lubang ini serabut dari mata kiri dan mata kanan bergabung menyilang garis tengah sebagai chiasma opticus . serabut yang berasal dari bola mata bagian medial akan menyilang menuju sisi kontralateral . sedangkan serabut yang berasal dari retina dibagian lateral bola mata akan tetap berada pada sisi yang sama.
serabut dari bola mata kanan bagian medial dan serabut dari b0ola mata kiri bagian lateral dan sebaliknya. akan bergabung setelah melewati chiasma opticus ini. serabut-serabut itu terdapat pada lanjutan dari chiasma opticus yang bernama tractus opticus kiri,
Rabu, 20 Juli 2016
AGEN KARSINOGENIK
Ada beberapa agen karsinogenik , yaitu :
1. KARSINOGEN KIMIA
200 tahun lalu, seorang ahli bedah dari london menyatakan hubungan kanker kulit skrotum pada pembersih cerobong asap dengan paparan berkelanjutan dengan jelaga cerobong. pada pembersih cerobong asap akhirnya dibuat peraturan bahwa tiap anggota harus mandi tiap hari. nah dari situlah akhirnya ditemukan ratusan zat kimia yang ternyata bersifat karsinogen pada manusia dan binatang.
-AGEN YANG BEKERJA LANGSUNG
agen ini tidak membutuhkan perubahan metabolit agar menjadi karsinogenik. umumnya bersifat karsinogen lemah tetapi penting, karena beberapa didalamnya ialah obat kemoterapi kanker ( misalnya agen alkalis ) dipakai pada regimen yang dapat menyembuhkan kanker tertentu, yang ternyata memicu timbulnya kanker jenis kedua, biasanya leukemia. hal ini akan lebih serius bila pemakaian suatu obat untuk kelainan bukan neoplastik, misalnya untuk artritis reumatika atau granulomaltosit wegener. walaupun resiko timbulnya kanker rendah, namun kemungkinan terjadinya kanker harus diwaspadai.
- AGEN YANG BEKERJA TIDAK LANGSUNG
zat kimia yang membutuhkan perubahan metabolit agar menjadi karsinogen aktif. beberapa dari zat kimia sangan poten yang tidak langsung ialah hidrokarbon polisiklik, terdapat pada minya fosil. hidrokarbon polisiklik juga dapat dibentuk dari lemak hewan selama proses pengasapan daging dan dijumpai pada daging asap dan ikan. produk utama yang aktif pada berbagai hidrokarbon adalah epoksida yang akan membentuk produk tambahan dengan molekul pada sel, terutama DNA tetapi juga RNA dan protein.
TUMOR SUPRESSOR GEN
TUMOR SUPRESSOR GEN
mengontrol siklus sel dengan memberi kode pada protein yang menghambat pertumbuhan dan reproduksi sel . gen tersebut sangat penting dalam semua kerja sel secara normal.
gen penekan tumor berperan menghasilkan protein yang memperlambat atau menghentikan barisan sistem penghantar kedua, termasuk protein yang menghambat kerja stimulasi protein RAS. gen penekan tumor dapat juga mengkode protein yang menyusun reseptor permukaan yang mengikat hormon atau faktpr penghambat pertumbuhan . gen penekan tumor lain jika diaktifkan merangsang sel yang rusak untuk mengalami apoptosis.
- GEN RB
gen Rb mengkode protein em atau penghenti utama siklus sel. tanpa protein ini, siklus sel secara konstan akan terus berlangsung, dan sel akan terus diproduksi. diketahui bahwa mutasi gen ini terjadi pada berbagai kanker manusia kanker yang mengenai tulang , kandung kemih, small kanker cell lung , dan kanker payudara serta kanker yang setelah gennya diberi nama yaitu retinoblastoma.
- GEN P53
gen p53 mengkode protein p53, yang biasanya memantau kesehatan sel dan integritas sel DNA. protein p53 dapat bertindak sebagai rem yang kuat untuk menghentikan pembelahan sel sebelum terlalu lambat apabila terjadi kesalahan transkripsi DNA atau gangguan kondisi sel.
mengontrol siklus sel dengan memberi kode pada protein yang menghambat pertumbuhan dan reproduksi sel . gen tersebut sangat penting dalam semua kerja sel secara normal.
gen penekan tumor berperan menghasilkan protein yang memperlambat atau menghentikan barisan sistem penghantar kedua, termasuk protein yang menghambat kerja stimulasi protein RAS. gen penekan tumor dapat juga mengkode protein yang menyusun reseptor permukaan yang mengikat hormon atau faktpr penghambat pertumbuhan . gen penekan tumor lain jika diaktifkan merangsang sel yang rusak untuk mengalami apoptosis.
- GEN RB
gen Rb mengkode protein em atau penghenti utama siklus sel. tanpa protein ini, siklus sel secara konstan akan terus berlangsung, dan sel akan terus diproduksi. diketahui bahwa mutasi gen ini terjadi pada berbagai kanker manusia kanker yang mengenai tulang , kandung kemih, small kanker cell lung , dan kanker payudara serta kanker yang setelah gennya diberi nama yaitu retinoblastoma.
- GEN P53
gen p53 mengkode protein p53, yang biasanya memantau kesehatan sel dan integritas sel DNA. protein p53 dapat bertindak sebagai rem yang kuat untuk menghentikan pembelahan sel sebelum terlalu lambat apabila terjadi kesalahan transkripsi DNA atau gangguan kondisi sel.
HIV ( human immunodeficiency)
Virus Human Immunodeficiency (HIV)
Pendahuluan
Sistem imun merupakan salah satu sistem di dalam tubuh manusia yang cukup
kompleks dan menyangkut banyak sistem ogan lain seperti sistem transportasi dan
sistem saraf. Saat membicarakan gangguan atau penyakit terhadap sistem imun,
pikiran kita biasanya tertuju pada sebuah virus yang menyebabkan rusaknya
sistem imun dan sampai sekarang belum ditemukan obatnya.
Para peneliti telah banyak melakukan percobaan dengan berbagai metode untuk
bisa menemukan terapi yang bisa dilakukan terhadap subjek yang terkena infeksi
virus HIV. Pada kesempatan ini akan dilakukan pemodelan sederhana bagaimana
sebuah virus HIV bisa menginfeksi sel tubuh manusia terutama di bagian sel T
dan bagaimana dinamika dari sebuah virus HIV sehingga bisa bertahan dalam
jangka waktu tahunan di dalam sistem imun tubuh manusia.
Pemodelan ini dilakukan untuk memahami mekanisme sistem imun dan dinamika
gerak dari virus HIV sehingga pada kesempatan mendatang dapat dilakukan
penelitian berlanjut mengenai pengobatan atau penanggulangan terhadap objek
yang terinfeksi virus HIV.
Sistem Imun
Sistem Imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap
infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus,
bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan
terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas,
dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.[2]
Karakteristik Virus HIV
Virus ( bahasa latin yang artinya toxin atau racun) adalah suatu partikel
sub-mikroskopik (ukurannya berkisar antara 15-600 nm) yang dapat menginfeksi
sel dari suatu organisme biologis. Mengandung inti dari DNA / RNA.[3]
HIV adalah akronim dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini adalah jenis
virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. HIV menempel dan merusak
sel – sel darah putih tertentu (sel T dan CD-4). Sel T dan sel CD-4 sangat
penting dalam sistem kekebalan tubuh. HIV dapat tetap hidup dalam tubuh selama
bertahun tahun dan pada akhirnya HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga
tubuh tidak mampu lagi melawan infeksi yang ditimbulkan oleh virus lainnya.
Selama ini pengobatan dilakukan hanya untuk memperlambat atau menghentikan
proses tersbut namun belum bisa menyembuhkan penderita yang terkena virus HIV
tersebut.
Virus HIV memiliki dua jenis. Jenis pertama adalah HIV-1, yang merupakan
penyebab utaman AIDS di seluruh dunia. AIDS adalah singkatan dari Acquired
Immunodeficiency Syindrome. AIDS membuat sistem kekebalan tubuh terlalu lemah
untuk melawan infeksi. Jenis kedua adalah HIV-2, yang kebanyakan ditemukan di
daerah Afrika Barat. HIV hidup di dalam darah dan cairan tubuh lainnya serta
sekresi seperti air manu, cairan vagina dan air susu ibu.
Sebuah paritkel HIV memiliki ukuran diameter sekitar 10-9 meter. Seperti
kebanyakan baktero, partikel HIV ukurannya terlalu kecil bial dilihat dnegan
mikroskop biasa. Tetapi dapat dilihat dengan jelas menggunakan mikroskop
elektron
Proses infeksi sebuah virus HIV terhadap sel-T manusia
Mekanisme utama infeksi HIV dimulai setelah virus masuk ke dalam tubuh
pejamu. Setelah masuk ke dalam tubuh pejamu, HIV terutama akan menginfeksi CD4
limfosit, juga menginfeksi makrofag, sel dendritik, serta sel mikroglia.
Selubung protein yaitu gp120 memanfaatkan antigen CD4 sebagai reseptor untuk
perlekatan awal. Kemudian terjadi perubahan bentuk dimana gp120 membutuhkan
koreseptor (biasanya ko-reseptor chemokine CCR5), sehingga memungkinkan
selubung protein kedua yaitu gp41 untuk berinteraksi dengan membran sel pejamu
dan memungkinkan HIV masuk ke dalam sel
RNA dari HIV kemudian akan membentuk DNA serat ganda oleh enzim reverse
transcriptase. Setelah DNA virus yang dibentuk masuk ke dalam inti sel pejamu
dan berintegrasi dengan DNA dari sel pejamu akan ikut mengalami replikasi pada
setiap terjadi proliferasi sel. Setiap hasil replikasi DNA ini selanjutnya akan
menghasilkan virus baru. Kemudian virus baru ini akan berkembang di dalam
membran sel
Setelah HIV masuk ke dalam tubuh, rangkaian terjadinya penyakit AIDS
dimulai. Tahap-tahap terjadinya penyakit AIDS meliputi infeksi primer,
penyebaran virus ke organ limfoid, masa laten, penyakit klinis dan kematian.
Waktu antara infeksi primer berkembang menjadi penyakit klinis sekitar 10 tahun.
Diperkirakan sekitar 10 milyar partikel HIV dihasilkan dan dihancurkan setiap
harinya. Akhirnya penderita akan menderita gejala-gejala konstitusional dan
penyakit klinis yang nyata seperti infeksi opportunistik atau kanker.[4]
KARAKTERISASI VIRUS HIV
KARAKTERISASI
VIRUS HIV
Partikel HIV terdiri atas inner core yang mengandung 2 untai DNA identik yang dikelilingi oleh selubung fosfolipid. Genon HIV mengandung gen env yang mengkode selubung glikoprotein, gen gag yang mengkode protein core yang terdiri dari protein p17 (BM 17.000) dan p24 (BM 24.000), dan gen pol yang mengkode beberapa enzim yaitu : reverse trans-criptase, integrase dan protease. Enzim-enzim tersebut dibuuhkan dalam proses replikasi. Selain itu HIV juga mengandung 6 gen lainnya yaitu vpr, vif, rev, nef dan vpu yang mengatur proses reproduksi virus. Bagian paling infeksius dari HIV adalah selubung glikoprotein gp 120 (BM 120.000) dan gp 41 (BM 41.000). Kedua glikoprotein tersebut sangat ber-peran pada perlekatan virus HIV dengan sel hospes pada proses infeksi.(8)
HIV dikelompokkan berdasarkan struktur genom dan antigenitasnya yaitu HIV-1 dan HIV-2.
ESTROGEN AND BREAST CANCER
ESTROGEN AND BREAST CANCER
Keberhasilan penggunaan dosis tinggi
estrogen sintetis untuk mengobati kanker payudara metastatik pasca-menopause,
adalah yang pertama "terapi kimia" yang terbukti efektif dalam uji
klinis untuk mengobati kanker apapun. Ulasan ini mendokumentasikan penggunaan
klinis dari estrogen untuk pengobatan kanker payudara atau terapi pengganti
estrogen (ERT) untuk wanita hysterectomized pascamenopause yang baik dapat
menghasilkan pertumbuhan sel kanker payudara atau regresi kanker payudara. Ini
tetap paradoks sejak 1950-an sampai penemuan biologi baru estrogen induksi
apoptosis pada akhir abad ke-20. Kunci untuk memicu apoptosis dengan estrogen
adalah pemilihan populasi sel kanker payudara yang tahan terhadap kekurangan
estrogen jangka panjang. Namun, melalui trial and error estrogen pertumbuhan
independen terjadi. Pada tingkat sel, estrogen induksi apoptosis tergantung
pada kehadiran reseptor estrogen (ER) yang dapat diblokir oleh non-steroid atau
steroid anti-estrogen. Bentuk sebuah program ligan estrogenik konformasi
kompleks ER yang pada gilirannya dapat memodulasi estrogen induksi apoptosis:
kelas I planar estrogen (misalnya: estradiol) memicu apoptosis setelah 24 jam
sedangkan kelas II estrogen sudut (misalnya: bisphenol triphenylethylene)
menunda proses sampai setelah 72 jam. Hal ini bertentangan dengan paclitaxel
yang menyebabkan blokade G2 dengan apoptosis segera. proses selesai dalam waktu
24 jam. Estrogen induksi apoptosis dimodulasi oleh glukokortikoid dan inhibitor
CSRC tetapi mekanisme target untuk tindakan estrogen adalah genomik dan tidak
melalui jalur non-genomik. Proses ini langkah bijak melalui penciptaan stres
retikulum endoplasma dan, respon inflamasi yang kemudian memulai respon protein
dilipat.
JENIS HIPERTENSI
JENIS-JENIS
HIPERSENSITIVITAS
MENURUT WAKTU
1. Reaksi Cepat
Terjadi dalam hitungan detik, serta hilang dalam waktu 2 jam. Antigen yang diikat IgE pada permukaan sel mast menginduksi pelepasan mediator
vasoaktif. Manifestasinya dapat berupa anafilaksis sistemik atau anafilaksis lokal seperti pilek, bersin, asma, urtikaria, dan eksema.
2. reaksi intermediet
MENURUT WAKTU
1. Reaksi Cepat
2. reaksi intermediet
Terjadi setelah beberapa
jam dan hilang dalam 24 jam. Reakis ini melibatkan pembentukan kompleks imun
IgG dan kerusakan jaringan melalui aktivasi komplemen. Reaksi intermediet
diawali oleh IgG yang disertai kerusakan jaringan pejamu oleh sel netrofil atau
sel NK. Manifestasinya berupa:
}a)
Reaksi transfusi darah, eritroblastosis fetalis dan anemia hemolitik autoimun.
}b)
Reaksi arthus lokal dan reaksi sistemik seperti serum sickness, vaskulitis
nekrotis, glomerulonefritis, artritis reumatoid, dan LES.
3. reaksi lambat
Terlihat sampai sekitar 48 jam setelah pajanan dengan antigen. Terjadi akibat aktivasi sel Th. Pada DTH yang
berperan adalah sitokin yang dilepas sel T yang mengaktifkan makrofag dan menimbulkan kerusakan jaringan. Manifesstasi klinisnya yaitu
dermatitis kontak, reaksi mikobakterium tuberkulosis dan reaksi penolakan tandur.
PENATALAKSANAAN NONFARMAKO HEMOFILIA
Penatalaksanaan non farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi
Prinsip penatalaksanaan
hemofilia klasik adalah:
1.
Pengobatan dasar
- Tindakan saat terjadi
perdarahan
- Tindakan saat
perdarahan artifisial
- Pengobatan pencegahan
- Pengobatan di
rumah
2. Perawatan komprehensif
3. Deteksi karier dan diagnosis
prenatal
1. Pengobatan Dasar
Pengobatan yang dimaksud adalah pemberian faktor pembekuan yang kurang/defisiensi kepada
individu secara langsung lewat vena, berarti mencegah perdarahan atau mengurangi perdarahan serta efek samping.
a. Tindakan
saat terjadi Perdarahan
Bila terjadi perdarahan pada sendi dan otot, baik sebelum maupun sesudah mendapat terapi, langkah-langkah ”RICE” berikut hendaknyadiikuti
yaitu: istirahatkan anggota tubuh dimana ada luka (R), kompres bagian tubuh yangluka dan daerah sekitar dengan es atau bahan lain yang
lembut dan beku/dingin (I), tekan dan ikat, sehingga bagian tubuh yang mengalami perdarahan tidak dapat bergerak. Gunakan perban elastis jangan terlalu keras (C), letakkan bagian tubuh tersebut dalam posisi lebih tinggi dari posisi dada dan letakkan diatas benda yang lembut seperti bantal (E).
b. Tindakan saat Perdarahan Artifisial
Contohnya pada saat
pencabutan gigi pada anak, pencabutan
gigi tidak boleh lebih dari 2 buah pada saat bersamaan, walaupun pada hemofilia ringan. Kemungkinan
terjadi perdarahan akibat imunisasi dapat diatasi
dengan penekanan lokal selama
5 menit pada tempat
suntikan.
c. Pengobatan
Pencegahan
Tujuan pengobatan pencegahan ini adalahuntuk
mempertahankan FVIIIC dalam darah pada kadar
hemostatik. Pengobatan pencegahan ada 2 yaitu:
- Pencegahan primer, pemberian FVIII secara regular, kontinyu dimulai saat sebelum anak berusia 2 tahun atau
setelah anak menderita perdarahan sendi yang pertama kalinya.
- Pencegahan sekunder, pemberian
FVIII bisa secara regular atau kontinyudimulai saat anak berusia lebih dari 2 tahun atau setelah terjadi
perdarahan pada 2 atau lebih sendi.
d. Pengobatan
di Rumah
Pengobatan di rumah yang terbaik adalah pemberian konsentrat
FVIII. Pengobatan dirumah merupakan bagian dari perawatan komprehensif. Serta,
berkunjung rutin setiap 6-12 bulan ke klinik untuk meyakinkan
bahwa penderita sehat fisik dan jasmani.
2. Perawatan
Komprehensif
Perawatan kesehatan
secara umum, merupakan hal yang
penting pula dalam perawatan penderita
hemofilia. Agar kondisi terjaga dengan baik beberapa hal perlu mendapat perhatian yaitu :
- Senantiasa menjaga berat
tubuh tidak berlebihan serta mengkonsumsi makanan dan
minuman yang sehat.
Karena berat badan berlebihan
dapat mengakibatkan perdarahan pada sendi-sendi di bagian kaki (terutama hemofilia berat).
-Melakukan kegiatan olah raga teratur. Olahraga akan membentuk kondisi otot
yang kuat, sehingga bila berbentuk otot tidak mudah terluka, perdarahan
dapat dihindari. Olah raga yang dipilih hendaknya
jangan yang beresiko
kontak fisik seperti sepak bola, karate, gulat. Olahraga yang paling dianjurkan adalah renang dan bersepeda.
-Menghindari penggunaan
obat aspirin merupakan salah satu perawatan umum penderita
hemofilia karena obat ini dapat meningkatkan perdarahan.
3. Deteksi Carrier dan Diagnosis Prenatal
Deteksi karier dan diagnosis prenatal
merupakan implementasi strategi
dari pencegahanyang akan dapat mengurangi jumlah penderita dengan hemofilia berat. Dalam keluarga hemofilia
seorang perempuan dikatakan
sebagai karier obligat dapat ditelusuri
lewat silsilah.
Obligat karier adalah
seorang perempuan yang
menampakkan satu
atau lebih gejala berikut :
- ayahnya seorang penderita hemofilia
- perempuan yang mempunyai dua atau lebih anak laki-laki menderita hemofilia (bukan kembar identik)
- perempuan dengan satu anak laki menderita hemofilia dan saudara
perempuannyamempunyai anak hemofilia
- melahirkan anak hemofilia dan ada riwayat melahirkan anak hemofilia pada garis
keturunan ibu